Friday 5 October 2012

Istilah Memancing

Istilah Yang Biasa Digunapakai dalam dunia memancing
Dalam memancing, ada banyak istilah yang gunakan dan wajib diketahui oleh para pemancing pemula, di antaranya:
  1. Angler = Pemancing.
  2. Strike = Umpan disambar ikan.
  3. Ngetrik = Pelampung bergoyang seperti mesin jahit ketika umpan di makan ikan.
  4. Backlash = Kusutnya line pada reel akibat salah casting (melempar) bait.
  5. Chumming; chunking = Memberikan perangsang pada ikan dengan cara melempar-lempar umpan supaya ikan tertarik untuk mendekat. Chumming sebaiknya jangan dilakukan terlalu banyak pada satu waktu, dan juga jangan terlalu cepat. Patokan yang biasa sering digunakan andalah, kalau umpan yang baru anda lempar masih kelihatan dipermukaan, jangan ditambah, biarkan hilang perlahan-lahan. Setelah hilang diamkan sebentar baru kemudian lempar lagi dalam jumlah yang sama. Ingat jangan telalu banyak, kita hanya menarik perhatian ikan, bukan memberi makan.
  6. Drifting = Drifting (berhanyut) pada dasarnya adalah “slow trolling”. Drifting membuat kita dapat memancing diarea yang lebih luas dari pada dengan kapal berjangkar. Kapal akan berhanyut disebabkan oleh arus & angin. Kalau arus & angin searah, kapal akan drift cukup cepat, sedangkan kalau berlawanan arah kapal mungkin tidak akan bergerak. Karena itu biasanya sambil berhanyut mesin tetap hidup & si kapten mengatur kecepatan & arah bergerak kapal. Kenapa perlu berhanyut? Ada beberapa alasan: – Lokasi yang ingin di cover luas dan waktu mancing terbatas – Laut terlalu dalam & tidak praktis menggunakan jangkar – Target ikan di tengah air, sedikit di atas dasar laut, atau ikan dasar yang bisa diundang ke “atas”, dan dasar laut adalah wreck (kapal tenggelam), bukit/ lembah bawah laut, bongkahan karang, drop-off, tandes luas, etc.
  7. Mancing Dasaran (Bottom Fishing) = Mengapa disebut “Mancing Dasaran”, karena apa yang dilakukan adalah menempatkan kail yang berisi umpan di dasar laut (atau sedikit diatasnya agar tidak tersangkut karang) dengan harapan bahwa ikan-ikan yang berada di dasar laut memakan umpan tersebut. Ini adalah teknik mancing paling umum dan paling popular dikalangan pemancing.
  8. Ngoncer = Ngoncer adalah mancing dengan menggunakan ikan hidup sebagai umpan (Live Bait). Teknik ini sedikit unik dan tanpa menggunakan timah/ pemberat. Kenur utama dipasang kili-kili peniti (snap swivel), kemudian disambungkan dengan mata kail dengan kawat nikelin sepanjang 10 cm. Umpan yang digunakan mutlak umpan hidup seperti : selar, tembang, layang, como, kembung, sangir, bahkan baby barracuda (alu-alu). Umpan hidup dibiarkan berenang menjauhi kapal, menuju lokasi yang paling akurat (tohor), sambil menunggu ikan pamangsa.
  9. Trolling (Tonda) = Teknik memancing yang disebut ”trolling” ini harus menggunakan reel khusus (Open Reel) yang cukup kuat dan joran khusus yang umumnya hanya terdiri dari 1 batang dan harus ditarik kapal dengan kecepatan 5-7 knot. Trolling biasanya menggunakan umpan buatan yang dibuat dari fiber glass, kayu atau plastik. Umpan palsu yang paling populer adalah yang disebut Rapala untuk memancing ikan ikan seperti Tenggiri dan Wahoo. Ada jenis umpan palsu lain yang disebut Konahead yang berbentuk seperti cumi tapi berwarna menyolok untuk mancing ikan ikan sejenis Marlin, Layaran dan Lemadang.
  10. Casting = Biasanya dilakukan dari pinggiran laut, seperti dermaga, batuan, pantai, bahkan di atas kapal yang sedang berhenti/ jalan dengan pelan. Joran yang digunakan adalah joran khusus yang bersifat lentur (tidak kaku) dan panjangnya antara 150 sampai 172 cm cm karena berbeda dengan Popping, lontaran umpan biasanya tidak perlu terlalu jauh (antara 20 sampai 30 m). Reel yang digunakan bisa spinning bisa juga reel khusus (baitcasting). Umpan yang digunakan biasanya umpan tiruan (lure) yang berbentuk ikan ikanan, serangga atau binatang laut lain dengan berat sekitar 7 sampai 20 gram. Caranya adalah umpan dilempar sejauh mungkin, kemudian reel digulung dengan cepat. Hal ini harus dilakukan terus menerus sampai ikan menyambar atau sampai pemancing merasa lelah dan menyerah. Oleh karena itu cara mancing seperti ini termasuk Popping dan Jigging dikategorikan sebagai Sportfishing.
  11. Surf Casting = Teknik mancing ini dilakukan dari pantai dengan menggunakan joran yang panjangnya kira-kira 4m dan biasanya terdiri dari 3 pieces (potong) yang harus disambung jadi satu. Jorannya hampir seperti joran spinning atau popping biasa hanya jauh lebih panjang. Pemancing juga harus menggunakan reel yang berukuran cukup besar (biasanya model spinning kelas 4000 keatas). Oleh teman-teman di daerah Yogya teknik mancing ini disebut PASIRAN.
  12. Rock Casting = Teknik mancing ini hampir sama dengan teknik Surf Casting dan menggunakan peralatan yang hampir sama tetapi dilakukan dari atas batu karang (rock) atau pinggir laut yang curam.
  13. Popping = Teknik Popping pada dasarnya termasuk dalam kelompok Casting. Tetapi teknik Popping menggunakan joran (rod) yang cukup panjang, antara 180 sampai 210 cm dan terdiri dari 2 pieces yang disambung. Teknik popping khusus menggunakan ”lure” (umpan buatan) yang disebut Popper yang biasanya berukuran besar dengan berat antara 80 sampai 100 gram. Umpan buatan yang dipakai terdiri dari 2 jenis. Yang pertama disebut ”Chugger” yang kepalanya rata dan memiliki cekukan seperti mangkok. Chugger ini bila disentak sewaktu mengapung akan menimbulkan bunyi ”pop, pop, pop” karena kepalanya menabrak air laut. Itulah sebabnya ia disebut ”popper”. Jenis yang satu lagi disebut ”Pencil” karena kepalanya ”tajam” dan pensil ini tidak disentak sentak tetapi hanya ditarik terus.
  14. Jigging = Menurut para ahli, Jigging sebagai salah satu teknik mancing bukanlah sesuatu teknik yang baru muncul. Nelayan dari beberapa negara sejak ribuan tahun lalu telah mencoba ”menipu” ikan dengan menggunakan umpan palsu yang dibuat dari timah atau logam lain berbentuk ikan kecil (metal jig lure) yang dicemplungkan ke dasar laut lalu kemudian ditarik dengan cepat keatas.
  15. Mancing Garong = Cara mancing ini secara popular diplesetkan dengan sebutan “ngegarong” karena menggunakan sejenis mincing yang bermata 6 (enam) berbentuk seperti matahari yang disebut pancing “Garong”! Uniknya, seringkali (atau lebih sering) ikan yang digarong tertangkap bukan karena pancing nyangkut di mulutnya tetapi nyangkut di insang, di pipi, pundak, perut, buntut, dsb. Mancing garong ini biasanya menggunakan joran tegek yaitu joran tanpa kolong-kolong (cincin/guide) yang panjangnya antara 4 m sampai 6 meter. Mancing cara “garong” ini harus menggunakan pelampung kecil yang dibuat dari kayu ringan dan biasanya berbentuk seperti “piring terbang”. Jarak antara pelampung dengan pancing garongnya hanya berkisar sekitar 50 cm sampai 100 cm sedangkan seluruh panjang kenur dari ujung joran sampai mata pancing hanya 2 sampai 3 m.
  16. Fly Fishing = Ini adalah salah satu teknik unik mancing. Dikembangkan oleh seorang bangsawan dari Inggris. Namun ada yang menyebutkan bahwa fly fishing itu sudah ada sejak abad ke 2 masehi. Pada jaman Romawi kuno Claudius Aelinus, yang menyatakan memancing dengan menggunakan artificial fly. Secara umum fly fishing adalah seni memancing dengan menggunakan artificial bait berbentuk fly (serangga). Artificial flies ini bisa terbuat dari tying hair, fur, feathers, atau material lainnya baik yang natural ataupun synthetic. Perangkat memancingnyapun menggunakan joran khusus fly dan fly line khusus terbuat dari line yang di coated plastik. Fly fishing dapat dimainkan di freshwater maupun saltwater.
  17. Galatama = Istilah Galatama di ambil dari Sepakbola, yang intinya adalah Lomba yang memperebutkan Juara Peringkat. Jadi Mancing Galatama adalah mancing dengan target menjadi Juara dalam pertandingan mancing. Biasanya memperebutkan : Juara induk terberat 1, Juara induk terberat 2, Juara induk terberat 3, dan Juara Prestasi (Total tangkapan terbanyak). Ikan perolehan mancing biasanya tidak dibawa pulang.
  18. Mancing Harian = Mancing satu harian penuh dengan mebayar uang sewa kolam/tiket.
  19. Lomba Mancing Harian = Mancing ini biasa disebut mancing Lomba dan juga memperebutkan Juara Peringkat namun di adakan 1 hari penuh dari pagi hingga sore hari biasanya antara pukul 09.00 s/d 16.00. Biasanya memperebutkan : Juara induk terberat 1, Juara induk terberat 2, Juara induk terberat 3, dan Juara Prestasi (Total tangkapan terbanyak). Ikan perolehan mancing biasanya dibawa pulang.
  20. Mancing Kiloan = Mancing dengan sistem memancing terlebih dahulu lalu menimbang perolehan ikan yang terpancing dan membayar sebesar apa yang diperoleh berdasarkan satuan kilogram. Hasil pancingna dibawa pulang.
  21. Kilo Gebrus = Mancing ini khas Jawa Barat mulai dari Depok, Bogor, Cianjur, Sukabumi sampai Subang, Garut, dan Tasik. Sistemnya adalah pemancing menurunkan beberapa kilo ikan kedalam kolam baru dilakukan memancing. Ikan dibawa pulang.
  22. Gaplean = Mirip seperti Kilo Gebrus hanya disini ada urusan taruhannya. Biasanya berupa uang untuk hasil pancingan tertentu.
  23. Mancing Borongan = Memancing dengan sistem memborong satu kolam. Biasanya dilakukan tawar menawar terlebih dahulu antara pemancing dan pemilik kolam. Ikan bisa di pancing sepuasnya satu harian. Atau bahkan bila perlu di kuras airnya (dibedah).
  24. Hand line =  Memancing tanpa menggunakan joran dan reel alias langsung pake tangan. Namun tetap pake line dan mata pancing.
  25. Ngotrek =  Adalah mencari ikan untuk umpan mancing itu sendiri. Biasanya rangkaian ngotrek itu terdiri dari beberapa matakail kecil yang berderet (renceng). Target ikan: selar, tembang, layang, como, kembung, sangir.
  26. Jeblug = Adalah teknik mancing dasaran dengan rangkaian glosor. Dilakukkan di tengah danau, embung, setu, kali dll.
  27. Neger = Adalah teknik mancing dasaran dengan rangkaian glosor. Dilakukkan di pinggir danau, embung, setu, kali dll.
  28. Mancing Lobang = Teknik khusus untuk mancing Nila/Mujair babon. Dengan mencari sarang dari ikan Nila/Mujair babon yg berbetuk cekungan wajan. Caranya menggunakan rangkaian sistem glosor namun memakai pelampung sangat kecil. Umpannya pun cukup pakai steroform (gabus putih). Fungsinya sebagai pengganggu sarang karena ikan Nila/Mujair sering membersihkan sarang.
  29. Ngoyor = Mancing dengan setengah badan berendam air.
  30. Nyengked = Mancing dengan cara menggaet ikan bisa di badan, di ekor, di sirip atau pun di insang, yang jelas mancingnya tidak hook-up.
  31. Ngurek = Cara mancing belut dengan menggunakan handline. Mancing langsung ke dalam lubang yang diperkirakan ada belutnya. Cilakanya sering malah dapat ular.
  32. Mancing Rawe/Rawai = Cara memancing dengan rangkaian mata pancing yang sangat banyak, biasanya puluhan sampai ratusan mata mancing. Biasanya ini dilakulkan oleh nelayan.
  33. Mancing Layang-layang = Mancing tonda/trolling dengan menggunakan alat bantu layang-layang.
  34. Mancing Huhate = Mancing dengan joran bambu/kayu yg di lakukan dengan bantuan siraman umpan hidup dan siraman air. Matakail tidak diberi umpan tapi diberi kertas timah (rokok) cara memancingnya hanya menggaet ikan yang sedang dichumming. Biasanya pemancing duduk berkelompok deret di buritan kapal. Mancing ini biasanya dilakukan untuk mancing ikan cakalang, tuna kecil, tongkol.
  35. Big Game Fishing Tournament = Turnamen ikan-ikan besar, dilakukan di laut dalam dan biasanya ikan utama yang menjadi sasaran adalah jenis marlin atau layaran.
  36. Billfish = Jenis ikan berparuh, termasuk marlin hitam, marlin biru, marlin loreng, ikan tondak, dan ikan layaran.
  37. Tackle = Peralatan mancing.
  38. Rod = Joran atau gagang pancing. Bahannya mulai dari yang tradisional seperti dari bambu sampai yang grafit.
  39. Tegeg/Negeg = Joran panjang dan ramping tanpa menggunakan reel. Tegeg ada yang 1 piece atau yang berbentuk antena.
  40. Reel = Ril, alat penggulung, bisa berbentuk spinning, spincast, baitcasting atau trolling.
  41. Drag = Rem pada ril penggulung.
  42. Baitcaster = Perangkat memancing (reel) khusus untuk casting.
  43. Kenur = Benang pancing, bisa berupa monofilamen (senar berserat tunggal) atau Braided (berserat banyak).
  44. Leader = Kenur berkekuatan besar yang disambungkan ke kenur utama, gunanya agar lebih tahan terhadap gigi dan perlawanan ikan. Bahan yang dipakai bisa berbentuk kawat atau monofilamen.
  45. Hook = Mata kail.
  46. Hook Up = Kail menancap di mulut ikan.
  47. Rigging = Rangkaian kail pada umpan.
  48. Jighead = Mata kail yang dilengkapi bandul timah di ujung kepalanya. Matakail ini khusus untuk lure soft plastik dan worm.
  49. Konahead= Umpan tiruan menyerupai cumi-cumi, biasanya dipakai untuk memancing dengan cara menonda (trolling) untuk jenis ikan marlin atau layaran.
  50. Rapala= Sejenis merek umpan tiruan menyerupai ikan. Biasanya digunakan untuk umpan ikan tuna, tenggiri, atau kuwe. Memancing bisa dengan cara trolling, bisa juga dengan cara casting.
  51. Fishing Boat = Kapal mancing.
  52. Outrigger = Tiang penghela yang dipasang di sisi kapal, gunanya untuk merentangkan kenur agar tidak berimpitan.
  53. Wireman = Orang yang memegang tali pandu, bertugas menarik ikan yang sudah naik ke permukaan dan mendekatkan ke pinggir kapal.
  54. Spot = Titik dimana target ikan terlihat atau terdapat.
  55. Fish finder/ Depth sounder = Alat berbentuk monitor untuk mencari lokasi ikan. Depth sounder ini terdiri dari tranducer yang berfungsi sebagai sensor dan monitor yang berguna untuk menampilkan hasil gambar dasar laut.
  56. GPS = Ground Positioning System, peralatan elektronik untuk mencari atau menandai koordinat suatu tempat tertentu. Biasa dipakai pemancing untuk mencari tandes ikan atau lokasi yakannya.
  57. Hotspot = Tandes atau lokasi yang biasanya merupakan tempat berkumpulnya ikan, biasanya berbentuk karang menonjol di dasar laut.
  58. Tag = Label yang ditancapkan pada ikan berisi informasi nomor tag dan alamat lembaga resmi yang mengeluarkannya. Setiap nomor tag nantinya akan disertai informasi mengenai keterangan tentang spesies ikan, perkiraan panjang dan berat ikan, tanggal dan tempat ikan terpancing, nama dan alamat pemancing, serta nama kapal dan kaptennya. Informasi ini dikirim ke lembaga yang mengeluarkan tag tersebut. Program tag ini pertama kali dilaksanakan pada tahun 1963. Organisasi yang khusus mengelola informasi labeling ikan berparuh adalah The Billfish Foundation.
  59. Tag & Release = Label lalu Lepas, ikan yang tertangkap hanya diberi label, lalu dilepaskan kembali. Istilah ini biasanya digunakan pada jenis-jenis ikan berparuh (billfish), walaupun tidak tertutup kemungkinan penggunaannya pada jenis ikan lain. Hal ini dilakukan untuk melindungi jenis-jenis ikan tertentu dari kemusnahan.

Gewang / Lure


GEWANG, WARNA dan SAINS

Tindakan dari kesan warna adalah berbeza mengikut sebagaimana kadar penembusan cahaya kedalam air.
Ini membuatkan pemilihan gewang dan warnanya menjadi teka-teki dan penuh soalan sains.
Dikatakan majoriti ikan dapat melihat warna dengan baik memandangkan komposisi mata ikan terdiri dari
bebatang dan kon. Penglihatan pada waktu siang dilakukan menggunakan sel-sel kon. Sel-sel ini menjana
kepada info tentang warna yang dilihat. Manakala bebatang dalam mata ikan pula bertindak sebagai ejen
penglihatan pada waktu malam. Bebatang ini lebih mengfokuskan akan kekuatan atau terang cahaya-cahaya
yang ada. Didalam gelap, tidak ada kekuatan untuk mengenal warna.



Mengenal jenis dan sifat ikan adalah amat penting, adakah mereka ini yang keluar mencari makan pada waktu
siang atau hanya pada waktu malam. Langkah pertama memilih warna adalah jelas. Pada waktu malam kita
memerlukan satu kaedah untuk menarik perhatian pemangsa malam lebih kerap. Dan pada sebelah siang kita
memerlukan pemilihan umpan/gewang yang lebih menarik perhatian dari segi warna, rupabentuk, bergetar dan
sifat pemantulan cahaya yang hebat. Untuk contoh > ikan seperti Bass adalah ikan siang manakala ikan Walleye
adalah ikan malam. Kadar penglihatan ikan Trout seperti Rainbow Trout dan Brown Trout juga hebat. Ikan-ikan
ini mampu membezakan dan melihat sinar spektrum warna dan mempunyai kebolehan melihat objek berwarna
dan menentukan samada objek itu dekat atau jauh. Ikan-ikan ini mampu membezakan jarak objek dalam jangka
waktu yang amat singkat melalui mengenal warna.


- O O O O O O O -
Cahaya bertindak berbeza tatkala beroperasi didalam air. Jarak gelombang warna yang panjang terdiri dari warna Merah, Oren,
Kuning, Hijau, Biru, Biru Tua (indigo), dan Ungu. Kesemua akan diserap sebaik sahaja mencecah air. Warna-warna ini akan
menjadi pudar dan menjadi hitam sebaik sahaja sentuhan pertama di air. Cahaya warna merah akan diserap secara total
apabila berada pada kedalaman 15-20kaki yang pertama. Oren pada kedalaman 30-40kaki dan Kuning pada kedalaman
60-70 kaki. Hijau dan Biru dikatakan akan bergerak jauh kedalam lagi selagi cahaya dapat menembusi dasar air. Kadar
cahaya akan berkurangan semasa bergerak menuju dasar. Mudah, kadar terang cahaya akan semakin malap.



Pada kedalaman 40kaki, warna kuning masih lagi kuning akan tetapi kekuatan warna ini tidaklah seterang sewaktu berada
diluar air.Kejernihan air dan aktiviti di air juga perlu diambil kira. Menggunakan warna merah pada tundaan gewang di selat
yang dalam tidaklah sama dengan penggunaan gewang yang sama di air sungai jernih yang bergerak laju. Penggunaan
gewang pada kadar kedalaman 10-12 kaki di selat yang dalam menunjukkan warna merah masih ujud. Manakala apabila
digunakan di sungai jernih berarus laju, warna merah ini hanya bertahan beberapa saat sahaja. Warna putih dan perak (silver)
adalah warna-warna yang bertindak efisien untuk menggewang di air yang dalam. Juga pilihlah gewang yang memantulkan
cahaya yang baik. Ini kerana warna-warna ini akan menjadi halimunan dalam masa sekejap sahaja seandai perairan itu
mempunyai latarbelakang dan sifat warna hijau atau biru.


Image
Carta pemilihan warna mengikut kadar kekuatan cahaya matahari yang digunapakai di Jepun, Puerto
Rico dan US untuk menentukan pemilihan tepat bagi pemancingan ikan Billfish seperti Layaran dan
Mersuji.




CUACA MENDUNG ATAU LANGIT YANG TERANG?

Pada hari yang mendung, cahaya tidaklah begitu kuat dan terang. Tindakbalas warna tidaklah begitu baik pada cuaca sebegini.
Ini adalah perkara yang perlu diambil perhatian tatkala memancing pada waktu dan cuaca sebegini. Semakin gelap langit, semakin
kurang cahaya yang ada. Kita perlu tahu bagaimana memanipulasi pengetahuan dan penggunaan warna dalam cuaca seperti
langit gelap penuh awan hitam (mendung), langit terang penuh awan (50/50), langit terang tanpa awan (cahaya matahari yang
banyak).



PANCINGAN SIANG ATAU MALAM?

Seperti di perenggan pertama tentang bebatang dan kon mata ikan disini kita melihat pertukaran
fungsi kon dan bebatang pada mata ikan. Pada waktu senja dan menghampiri malam, kon tidak lagi begitu
aktif dan bebatang mata ikan akan memainkan peranan. Warna-warna sudah semakin pudar mengikut
kekuatan cahaya di luar dan dalam air. Di sini kita boleh menggunakan warna-warna yang terang dan
gelap mengikut kesesuaian cahaya dilangit. Warna merah adalah paling sesuai tatkala senja tiba. Ini
kerana warna ini bertentangan dengan cahaya di langit dengan kadar kontras yang baik. Hari yang
semakin bergerak, kita gunakan skala pemilihan warna bermula dari warna merah pada awal pagi. Diikuti
dengan warna biru, hijau, kuning dan oren.

Melihat terangnya langit dan cuaca akan membantu kita memilih warna gewang dengan baik. Kita perlulah
rajin mencuba sebanyak mungkin jenis-jenis gewang yang mahu digunakan. Ilmu tentang cuaca, kadar
terang cahaya, kadar jernih air, kedalaman air, jenis ikan pilihan membantu kita memilih warna gewang
yang sesuai untuk digunakan.

Pada awal perenggan tadi, kita bicarakan sains memainkan peranan penting dalam pemilihan warna.
Namun, rasa dihati dan naluri juga mampu membantu. Tidak semua perkara yang kita baca ini mampu
menolong. AWAS! cuaca akan bertukar-tukar, sifat pemakanan ikan akan berubah-ubah kerana bunyi
bising dan ragam pemangsa lain. Kadar PH dan suhu air berubah. Hari ini gewang warna merah akan laris,
esok sudah tak laku. Pada waktu malam, kawanan ikan akan berpecah dan ikan-ikan ini akan melihat
kontras apa jua pergerakan mangsa pada permukaan air (hasil dari kadar cahaya dilangit). Disini lah
pengetahuan tentang fasa peralihan cahaya bulan perlu digunakan.

Keseluruhannya,
apa jua percubaan yang rajin dan konsisten akan membuahkan hasil yang diinginkan. Ingatlah satu
perkara, kita boleh menggunakan apa jua bau, rasa dan getaran pada gewang, tetapi sekiranya ikan tidak
dapat melihat dengan baik warna dan jarak mangsa untuk diterkam-makan,anda KALAH! Disebabkan
itulah warna adalah komponen penting dalam pengembaraan menggewang anda.

Contoh contoh gewang / Lure yang berada di pasaran

shad rap - karau sederhana laju supaya lure berenang dgn teraturZoom in (real dimensions: 1024 x 768)Image

gewang dari strom jenis terampai  mainkan dgn cara karau-henti-karau-henti
Zoom in (real dimensions: 1024 x 768)Image

rapala rattlin - dalam...karau sederhana boleh, slow pun boleh....toman yang bersekala 1 kg kat kawasan lombong kat rumah aku cukup geram ngan gewang nih.Zoom in (real dimensions: 1024 x 768)Image

popper - karau sentap bg kuar buih n bunyi pop...
Zoom in (real dimensions: 1024 x 768)Image

==============================================================
RAPALA HISTORY


Image

In 1905, Lauri Rapala was born in central Finland, a flat land of evergreen forests peppered with hundreds of lakes. Not too much farther north, along the Arctic Circle in the area called Lapland, reindeer roam in large herds. The lakes here are very cold, like the aquavit that the Finns drink year round and the gamefish - pike, perch, trout and whitefish - grow very slowly.

At the age of seven, Lauri and his mother Mari settled in the parish of Asikkala, located about 60 miles from Helsinki. In writing the extract for the Sysma parish register, the clergyman forgot Mari's surname, Saarinen, and instead wrote the name of the village from which Mari and Lauri had moved - Rapala. In Finnish, the word "Rapala" means "mud."

Mari took a job as a maid and netminder in the household of Santeri Tommola in the Asikkala village of Sarkijarvi. As for Lauri, as soon as he was able, he was put to work like most Finnish children of that time. There were no schools in Sarkijarvi and no other means of financial support. There was only long, hard, back-breaking manual labor.

In his early twenties, Lauri met Elma Leppanen, who also served as a maid in the Tommola household. In 1928, the couple married and moved to the nearby village of Riihilahti to live in her parents' house, where they lived until 1933.

The early years of their marriage were dominated with struggle as a result of Europe's economic downturn. Times were tough and became even more challenging as the impact of the Great Depression in the United States swept throughout Europe.

In those years of shortage, Lauri worked during the winter as a lumberjack; in the summer, he worked as a farmer's hand or commercial fisherman. When fishing, Lauri netted whitefish and set long lines for pike and perch, which he sold at the nearby market. Lauri also would troll a baited hook for trout, because three trout, weighing more than eight pounds, could earn an equivalent of two weeks' pay in a nearby factory.

His work as a fisherman was hard and lonely. It constantly tested the young man. But at least Lauri was a "free man," as he would later tell his sons.

"Our father was a kind, humble man," says Risto, Lauri's second son. "He liked to spend time on the water. My best memories were those times when we fished. It was cold, and we would take a break, go to shore, start a fire to warm up and eat sandwiches prepared by our mother."

Lauri used a trotline with about a thousand hooks to catch northern pike and perch. He trailed the trotline behind his soutuvene, the traditional Finnish fishing boat. Lauri had no motor so he rowed about 30 miles every day, except in storms, of course, and he baited his own hooks with minnows from a nearby forest lake.

According to Risto, Lauri would fish for trout with a homemade fishing rod. When a trout hit, he would throw the rod overboard and row after it, allowing the fish to tire. That's how much a trout was worth.

Time on the water allowed Lauri to think much, as well as plenty of time to observe nature, particularly the behavior of fish. He would quietly row and sit over the clear water, watching schools of minnows swim along until - wham - in a heartbeat, one would be gone, the target of a large, hungry predator fish. After many years, Lauri observed that something caused one minnow out of an entire school to be singled out and attacked. That observation - a struggling, slightly off-center, wounded wobble - remained close to Lauri Rapala throughout his entire life.

"Our father really understood fishing," says Risto. "He recognized the relationship between bottom structure and where fish are located. He learned how fish fed, and how they moved from one location to another. And Lauri understood the effects of weather on fishing."

He thought a fishing lure might help him catch more fish, and in turn, earn more money. A well-made fishing lure also might eliminate the need to constantly bait lines. After all, minnows die, a fishing lure doesn't. So, Lauri whittled, shaved and carved. Eventually, a lure began to take shape.

Lauri worked hard but initially, his desire to capture that slightly wobbling action failed. Together, with his friend Akseli Soramaki and a local hermit, Pylvalainen, who lived on an island in the middle of Lake Päijänne, Lauri observed that his wooden lure did not have the same action as a live, wounded baitfish.

Lauri continued experimenting. He fiddled with hook assemblies and guttapercha sheets. Finally, using a shoemaker's knife, a file and sandpaper, he shaped his first successful lure from cork in 1936. Tinfoil from a neighbor's cheese packets and chocolate bars formed the lure's outer surface. Lauri melted unwanted photographic negatives on the lure to create a protective coating, since he was unable to obtain lacquer. This first lure still exists today - it's black on top, gold along its flanks, and white on the bottom - just like the minnows of Lake Päijänne.

Image

When he completed it, Lauri trolled his first successful lure with a line tied to his thumb to prevent the lure's loss. It mimicked an injured minnow so well that trout and pike hungrily attacked it. As fish tales go, his sons Risto and Ensio, who were young children then, say Lauri sometimes caught 600 pounds of fish a day with his new lure.

Lauri Goes to War
In 1939, war broke out through Europe. Shortages of all types worsened and Lauri's growing family needed food. Fortunately, his little invention worked and he caught many fish. With his knowledge of nature, Lauri switched from cork to pine bark to create lures. Lauri obtained the bark from pine stumps and logging sites. Some owners were probably surprised when Lauri asked to buy their crooked pine trees, and even more so when he left the trees bare - the bark painstakingly removed.

When the Soviet Union invaded Finland, Lauri left his family to defend his homeland. When Nazi Germany declared war against the Soviet Union, the enemies switched, and the Finnish people soon found themselves fighting the invading German Army.

Word of Lauri's lure spread during the war years. He frequently used the lure to catch fish for himself and his army friends. Legend has it, according to his grandson, Jarmo Rapala, that Lauri's lure received a "bang" of promotion one day when he challenged his Army friends to a fishing contest. During those times, dynamite was sometimes used to obtain fish. Lauri said his lure could do better, and after several hours of fishing, Lauri caught 78 fish, far exceeding what his friends "caught" with dynamite. After six years in the Finnish Army, Lauri returned to his family.

Family Business
Demand for Lauri's lure increased after the war, particularly among summer vacationers to Lake Päijänne. Lauri was surprised that anyone would buy his lure. Yet the lure's reputation grew as word of Lauri's abundant catches spread throughout the region.

By 1948, Risto, Ensio, Esko and Kauko, Lauri's four sons, were emerging as young men. Lauri taught them the craft of making the Rapala fishing lure, and they all caught on quickly. Ensio, in particular, did so well that one of the lures he carved won a national craftsmen's award.

For her part, Elma designed and wrote promotional copy for the lure boxes. Because she could read, write and understood mathematics, Elma handled the bookkeeping, and made sure the family was paid for their hard work.

"Lure making was good for our family," says Risto. "In addition to giving us work, it helped to keep our family together and taught us many life lessons, especially the value of honesty and hard work."

The enterprising business also had a big impact on the village.

"At first, I don't think Lauri received much respect," Ensio says. "Afterall, who knew what would become of this business? It wasn't a respectable profession, like a lumberjack. Some even said he was lazy. But our father didn't listen to the criticism, or become angry. He just went about his business."

"Later," adds Ensio, "when we started working with Normark, he earned respect because it brought work and money to the village."

Machinery improved the quality of the lures, and enhanced production efficiency. The first sign of mechanization was the introduction of an old spinning wheel with a strip of sandpaper around it. The spinning wheel was used to smooth and polish the lures. Ensio developed a special circular saw and a band saw to create identical lure blanks.

"We each had our favorite part in making the lures," says Risto. "Ensio liked painting the eyes, I liked to glue the celluloid on the surface, and our father liked carving them. We all took great pride in our work."

"It was very natural how we split the work," adds Ensio. "We each had our talents, and we complemented each other well. Later, when it came to running the business, we did the same thing. I enjoyed the bookkeeping, accounting and taking orders, while Risto enjoyed managing the plant."

As mechanization gradually crept into the lure-making process, Lauri maintained one rule above all others - accuracy.

"The key to our success is accuracy," says Risto. "We make sure every lure remains true to a pattern. We make sure our measurements are exact, because any inaccuracies, even just a little, can strongly affect the wobble action of the lures."

To make sure the lures were made just right, Lauri insisted on tank testing for every Rapala lure - to ensure that each one swam true to the unique "wounded-fish action." No exceptions. Lauri viewed testing as his final stamp of approval. In the winter, the lures were tested in an indoor shed belonging to a timber floating company; in the summer, Lauri and his sons tested the lures along the shores of Lake Päijänne, in the Kalkkinen Rapids.

For a number of years, the lures were simply referred to as "wobblers," and were sold in boxes hand-made by Elma. As the Rapala family started selling more lures, they needed more boxes, which required formal printing and assembly.

Ironically, the clergyman who gave Lauri Rapala his name was the house manager of the printing company and suggested that the most appropriate name on the box would be Rapala. At the time, the enterprising family made about 1,000 lures a year.



Joran Pancing / Rod


Setiap keadah dan lokasi memancing memerlukan kita menggunakan set pancing yang berlainan. Jadi sebelum kita menuju ke kedai pancing untuk beli barangan pancing terlebih dahulu kena pastikan apakah keadah dan dimanakah lokasi pancing yang anda hajatkan. Setelah pasti akan keadah dan lokasi pancing barulah kita masuk kekedai pancing dan ikutlah beberapa langkah ini:

1. Pastikan grip/handle joran tersebut sesuai dengan gengaman anda. jangan terlalu kecil atau terlalu besar. Elakkan dari handle yang licin. Perhatikan accesories spt line guide, reel seat dan gimble dalam keadaan baik.

2.Pilih panjang yang sesuai dengan jenis pancingan yang kita mahu. untuk pancingan pantai rod yang panjang diperlukan kerana perlu balingan yang jauh manakala untuk pancing dari atas bot rod 6' kebawah lebih sesuai.

3.Pastikan lenturan joran tersebut. apakah ia dari jenis fast action, medium fast action atau moderate. sekiranya untuk casting anda kena pilih fast action atau medium fast action manakala untuk laut pula moderate atau low action lebih sesuai.

4.Pilih paundage yang betul berpandukan keadah dan tempat juga spesis yang akan diduga. kalau untuk ikan monster tentulah 80lb-130lb dan begitulah seterusnya kalau untuk casting 8lb-12lb.

Tip & Nasihat

1.Kebanyakan kedai pancing menyediakan seorang yang mahir atau owner kedai itu sendiri dalam pemilihan peralatan dan boleh memberikan nasihat kepada anda. Anda perlu beritau beliau apakah keadah, lokasi dan species yang dicari pada beliau dan minta pendapat dari beliau.

2.kalau membeli barangan terpakai pastikan crack yang sangat halus pada joran. cuba perhatikan sebarang bunyi semasa buat ujian lenturan. retakan halus biasanya akan mengeluarkan bunyi bila lenturan dibuat.
Setelah semuanya memuaskan hati barulah beli joran tersebut.
 
 Penjagaan Joran

accesories pada joran kita kebanyakaknnya diperbuat dari besi dan cast iron selain stainless steel. handle pula diperbuat dari bahan yang serap air dan perlukan penjagaan yang baik.
line guide yang diperbuat dari metal akan berkarat bila kena air masin, manakala material stainless steel pula akan terhakis dan rosak bila kena air masin dalam jangka waktu yang lama. grip dan handle pula akan dimakan tikus dan lipas bila bila kotoran yang melekat tidak diselenggara dengan baik.

cara penjagaan setiap kali balik dari trip.

1. check dan bersihkan bekas2 umpan yang melekat kat joran.
2. siramkan dengan air tawar dan biarkan sementar supaya bahan yang melekat tadi akan bengkak dan senang untuk dikeluarkan.
3. gunakan kain yang lembut untuk gosok rod kerana finishing cat yang dibuat kat joran tak tahan dgn calar.
4. garam yang masih melekat dicelah2 guideline perlu dibersihkan dengan menggunakan berus gigi.
5. pastu lapkan dan biarkan ia kering dalam suhu bilik. buang air yang tertinggal dalam reel seat.
6. pastikan ring dalam lineguide tidak calar atau retak debngan mengenakan mata pisau yang tajam pada ring dan pusingkan mengelilingi permukaan ring.
7. pastikan betul2 kering terlebih dahulu baru disimpan.
8. elakkan dari terdedah bawah cahaya matahari dan suhu yang tinggi spt dalam bonet kereta dalam jangkamasa yang lama.
9. elakkan dari terhentak pada blank kerana calar pada blank akan menjadikan joran mudah patah.
10.sekiranya dimasukkan dalam bazooka pastikan hujung atas dan bawah joran dibalut dengan kain manakala lineguide yang terbesar dibungkus dgn kain untuk mengelakkan dari rosak.
 
 Panduan asas bagaimana untuk memilih joran

Untuk mencari rod yang sesuai 3 perkara utama perlu dipertimbangkan terlebih dahulu: pengalaman anda, kaedah atau gaya kesukaan, dan jenis ikan yang di buru. Dari sini barulah dapat kita membuat keputusan untuk membeli joran yang sesuai.

Antara kriteria yang perlu diambil kira:

#Jenis
#Panjang & Berat
#Aksi
#Berat gewang/line
#Bahan buatan/material
#Grip
#Cincin

Jenis

Terdapat dua jenis rod yang utama iaitu baitcasting dan spinning. Jenis rod ini bergantung kepada jenis kekili yang digunakan dan kaedah pancingan yang akan digunakan.

Rod Baitcasting

- Menggunakan kekili jenis baitcasting
- Kekili dan line berada pada bahagian atas rod
- Trigger grip, grip yang menyerupai picu pada pistol membolehkan anda memegang rod dengan kemas sementara ibu jari digunakan untuk mengawal tali atau thumb bar

Image
Contoh bagi Baitcasting rod

Rod Spinning

- Menggunakan kekili jenis spinning
- Rod ini mempunyai empat perbezaan utama dari rod casting iaitu:
1)Kekili berada pada bahagian bawah pemegang kekili, dan guide bagi tali utama juga berada pada bahagian bawah.
2)Kedudukan pemegang adalah seimbang dengan panjang rod
3)Trigger grip tidak digunakan untuk rod spinning.
4)Jumlah cecincin bagi rod ini adalah kurang daripada rod baitcaster kerana bagi rod baitcaster jumlah cecincin yang banyak adalah diperlukan untuk mengelakkan dari mainline bergeser pada badan rod

Image
Contoh bagi spinning rod


Panjang & Berat

Panjang dan berat rod bergantung kepada jenis ikan yang di buru dan juga gaya pancingan anda. Amnya, lebih besar saiz ikan yangdi buru, lebih berat poundage yg perlu digunakan. Lebih jauh jarak cast maka lebih panjang jugalah rodnya.


Pancingan bottom

- Rod yang digunakan untuk teknik ini kebiasaannya adalah sepanjang 6 – 8 kaki dan mainline yang sesuai digunakan adalah yang mampu menanggung beban seberat 15 – 30 pound
- Kedua – dua jenis kekili yang disebut di atas iaitu spinning dan multipalyer sesuai digunakan untuk teknik ini

Image
Contoh rod untuk bottom, Uglystick


Pancingan gewang (casting rod)

- Rod yang digunakan adalah kebiasaannya sepanjang 5 – 6 kaki dan mainline yang sesuai adalah yang mampu menanggung beban seberat 6 – 30 pound
- Kekili yang biasa digunakan adalah dari jenis baitcaster lowprofile

Image
Contoh rod untuk casting, XZoga JAP STYLE JA-S

Pancingan atas bot

- Rod bagi pancingan bot (boat rod) adalah lebih kecil, iaitu 5 ½ - 6 kaki dan mainline yang sesuai digunakan adalah yang mampu menanggung beban seberat 50 – 130 pound
- Kebiasaannya kekili jenis multiplayer digunakan

Image
Contoh rod untuk pancingan bot, Daiwa Saltiga Saltwater

Surfcasting

- Rod surfcasting kebiasaannya adalah sepanjang 9 ke 15 kaki
- Panjang rod bergantung kepada faktor jarak lontaran yang ingin dilakukan dan berat batu ladung serta umpan
- Sebatang rod surfcasting sepanjang 10 kaki dapat membolehkan anda melakukan balingan sejauh 200 kaki dengan mudah menggunakan umpan seberat 2 hingga 4 oz
- Biasanya kekili spinning digunakan bersama rod jenis ini

Image
Contoh rod untuk surfcasting, Abu Garcia Abu Viper Match


Trolling (tundaan)

Spesifikasi utk rod trolling adalah lebih kurang sama seperti rod pancingan atas boat (boat rod). Cuma lebih baik kita menggunakan roller guide pada bahagian hujung cincin.
Bot rod yg mempunyai tip yg lembut juga tidak sesuai untuk digunakan kaedah trolling ini kerana akan mengganggu pergerakan atau renangan gewang tundaan

Image
Contoh rod untuk trolling, Daiwa Saltiga Trolling


Jigging

- Rod jigging kebiasannya adalah sepanjang 5 – 7 kaki
- Ianya juga adalah ringan dan beraksi parabolik untuk keselesaan dan kekuatan untuk jigging
- Main line braided adalah lebih sesuai digunakan untuk kaedah ini

Image
Contoh rod untuk jigging, Daiwa Monster Mesh


Aksi

- Aksi merujuk kepada keupayaan rod itu beraksi ketika casting atau ketika pertarungan dengan buruan
- Ia terbahagi kepada kepada joran aksi parabolic, joran aksi menengah dan joran aksi ringan
- Ia juga boleh dijadikan kayu pengukur kepada kekili yang sesuai untuk digunakan dan gewang atau umpan yang sesuai

Image
Gambarajah menunjukkan aksi - aksi joran

- Untuk ikan yang kecil, memadailah dengan menggunakan joran aksi ringan, untuk ikan yang lebih besar aksi menengah dan seterusnya.
- Kebiasaanya, pengilang akan mengelaskan rod mereka seperti berikut: ultra-light, light, medium-heavy atau heavy
Berat gewang/Line
- Berat gewang/line juga memainkan peranan yang penting dalam pemilihan rod. Lebih berat gewang/line, maka rod yang lebih panjang dan berat akan anda perlukan


Bahan buatan/Material

Image

Kebanyakan rod masa kini diperbuat daripada sama ada grafit atau fiberglass, atau campuran dari kedua – dua bahan ini.



Grafit

- Grafit telah digunakan dalam pembuatan rod pada masa kini bagi menghasilkan rod yang lebih ringan, fleksibel dan lebih sensitif yang membolehkan anda “merasa” bila ikan memakan umpan anda

Fiberglass

- Fiberglass mempunyai ketahanan yang lebih berbanding grafit tetapi tidak mempunyai kesensitifan dan adalah lebih berat dari grafit


Campuran/Komposit
- Komposit merupakan bahan terbaik bagi penghasilan rod, kerana ia mempunyai ciri terbaik dari kedua – dua fiberglass dan grafit. Ia membolehkan rod itu menjadi lebih tahan dan kuat serta ringan, kuat dan sensitif



Grip

1)Pistol grip

- Pistol grip adalah merupakan jenis grip yang paling pendek
- Ianya dibentukkan mengikut kontur tangan dengan suatu picu untuk jari telunjuk
- Picu ini membantu dalam melakukan lontaran yang lebih tepat

2)Triggerstick

- Triggerstick adalah untuk lontaran menggunakan kedua – dua tangan dan lontaran yang lebih jauh, sebagai contoh bagi rod surfcasting

Bahan Grip

- Bahan yang digunakan adalah gabus dan foam EVA

- Gabus digunakan sejak dahulu lagi dan ianya memberikan rasa yang selesa dan pegangan yang lebih kukuh
- Foam EVA memberikan ketahanan yang lebih kerana ia dapat menahan perubahan suhu dan kalis air

Cecincin

- Line guides atau cincin adalah diperbuat daripada plastic, besi ataupun seramik. Cecincin dari jenis seramik adalah merupakan yang terbaik dan paling berkualiti berbanding dengan yang lain. Cecincin ini terletak pada bahagian badan rod untuk mengawal tali pancing
- Pada rod casting, cecincin berada pada bahagian atas rod. Ianya adalah lebih kecil bagi memberikan pengawalan tali yang lebih baik dan memudahkan proses casting dan retrieving
- Bagi rod untuk kekili spinning, cecincin berada pada bahagian bawah rod dan saiznya semakin besar dari hujung rod (tip) ke pangkal rod (base)
- Jumlah cecincin ini adalah ditentukan oleh panjang rod dan juga kualiti rod
 
 
 
 
 
 
 

Batu Ladung




Saiz pada batu sebenarnya merujuk kepada auns yang biasa digunakan di Eropah.
dan samada batu berlainan bentuk mempunyai nombor yg sama sememangnya nya benar.
Ianya memang mempunyai berat yg sama. (juga berpandukan pada spesifikasi pengilang).

Ada berbelas atau mungkin berpuluh nama untuk sinker/batu ladung.
Antaranya Worm Sinker, Banana Sinker, Bullet Sinker, Rubber Grip Sinker,
Clam Shot,Finesse Drop, Bank Sinker, No Roll Sinker,Split Shot, Egg Sinker,
Pyramid Sinker, Bell Sinker, EyeDrop/Cone Sinker dan entah2 macam2 lagi nama
omputeh.

Juga ada beberapa bahan digunakan untuk membuat batu ladung/pemberat.
Antaranya adalah timah, plumbum dan tungsten.


Disini ada 4 jenis atau nama 'common sinker' yang membentuk puluhan nama sinker/batu ladung.

Image


* (Tulisan dibawah merujuk kepada imej diatas bermula dari kiri)

Walking

Walking Sinker berbentuk rata dan empat segi lonjong. Bertindak baik pada dasar
berbatu dimana ianya akan berada pada atas batu2 tidak bergolek dicelah batu.

Bank

Bank Sinker adalah jenis sinker yang bertindak baik pada hampir semua keadaan.
Berbentuk seperti pin boling mendedahkan kepada arus didasar. Ini membuatkan
golekan didasar kerap berlaku. Boleh digunakan ketika memancing menghanyut,
pada kawasan pantai yang berarus lemah dan kawasan2 sungai.

Egg

Seperti namanya (telur), batu ladung ini mempunyai lubang ditengah2nya.
Tali boleh melaluinya untuk kemudahan mengikat dan bertindak sebagai
pemberat tanpa mengganggu proses tarikan dari ikan. Ikan tidak akan
terganggu dengan berat batu ladung ini kerana hampir tiada beban yang
terlibat ketika proses memakan umpan.

Pyramid

Batu Ladung bentuk piramid ini sememangnya dicipta khas untuk dasar yang
berpasir. Bentuknya ada yang bersegi 3 dan bersegi 4 dengan kilp lubang pada
bahagian atas batu ladung. Bentuk runcing pada hujungnya akan bertindak
dengan 'menerjah' kedalam pasir tatkala mendarat didasar laut dan akan
menetapkan umpan ditempatnya. Bentuk bersegi 3 adalah lebih baik 'operasi
penetapan umpan' daripada bersegi 4 kerana batu ladung bersegi 4 lebih mudah
bergolek kerana 4 permukaan yang lebih kecil.

---------------------------------------------------------------------------------------

Image

Secara hukum sains, bentuk batu ladung yang lebih meruncing akan mewujudkan
aero-dinamik tatkala meluncur diudara sewaktu kita menghayun umpan ke lokasi
yang diinginkan. Namun penggunaan ketika didasar air adalah berbeza2 mengikut
spesifikasi pemancingan. Untuk laut lain, pantai lain, sungai lain dan seterusnya.

Jadi, dari sini, berbagai-bagai bentuk telah direkacipta bagi memenuhi kehendak
pemancing seluruh dunia.

Mata Kail / Fishing Hook


Pengenalan
Mata kail adalah sejenis alat yang digunakan untuk mencangkuk pada mulut ikan dengan kaedah memancing untuk memerangkap ikan tersebut. Mata kail telah digunakan selama berabad lamanya oleh pemancing air masin dan juga air tawar. Mata kail biasanya digunakan dengan diikat dengan sejenis tali yang dikenali sebagai tali tangsi. Terdapat perbagai jenis mata kail yang terdapat di dalam dunia memancing berdasarkan kepada saiz, rekaan, bentuk, dan bahan yang digunakan mengikut tujuan memancing yang tersendiri. Pembuatan mata kail dalam perbagai jenis keadaan adalah untuk memegang perbagai jenis umpan sama ada umpan hidup, umpan mati ataupun umpan tiruan.

Sejarah
Mata kail atau alatan yang seumpamanya telah dicipta selama beribu-ribu tahun dahulu. Mata kail terawal yang telah direkodkan adalah dari palestin dalam lingkungan 9000 tahun dahulu. Manusia telah mencipta mata kail dari perbagai bahan temasuk kayu, haiwan, tulang manusia, tanduk, kulit siput, batu, gangsa dan besi mengikut peredaran zaman sekarang. Dalam perbagai situasi sekarang, mata kail telah dicipta dengan perbagai bahan berlainan untuk meningkatkan kekuatan dan ketahanan mata kail tersebut. Mata kail berkualiti yang diperbuat daripada keluli telah mengambil alih pasaran pada tahun 1600an dan sehingga sekarang mata kail telah menjadi sejenis peralatan professional.

Anatomi Mata Kail
Kebiasaanya apa yang merujuk kepada mata kail adalah pada bahagian mata tajam pada hujung mata kail tersebut yang membusi daging dan mulut ikan. Bahagian yang dipanggil barb pula adalah lebihan pada hujung mata kail yang tidak membenarkan ikan dari tertanggal dari tercangkuk. Lubang atau eye pada pangkal mata kail adalah berfungsi untuk menyambungkan tali tangsi melalui ikatan. Bend dan shank pula adalah bahagian yang menyambungkan mata ataupun point dan shank.

Image

Mata kail kontemporari direka daripada sama ada high-carbon steel, steel alloy dan bersama campuran Vanadium atau stainless steel bergantung kepada kegunaannya. Kebanyakan mata kail yang berkualiti disaluti dengan bahan anti karat. Bahan anti karat ini bukan sahaja diperlukan apabila memancing terutama di laut masin tetapi juga semasa ia disimpan. Ini bermakna mata kail tersebut tahan lama. Tambahan pula, salutan tersebut dapat memberikan nilai estetik yang tinggi kepada pemancing.

 kiter bese mancing tapi kiter tak berape kenal sangat dengan jenis jenis hook... kalau ade pun tulis kat brend mase beli... so dari review ade beberape jenis hook dipasaran...

1. O'Shaughnessy
- hook yang basic yg biasa dijumpai
- ciri ciri keras tahan dan tak mudah melengkung(bend)
- sesuai utk air tawar dan bagus utk air masin.
- shank yang agak panjang serta mata yg agak round shape.
- multi purposed. pelbagai kegunaan lah...
- dipanggil juga sebagai J hook sebab rupe die yg simple mcm J.
- perlukan sentapan awal tuk pastikan mata penetrate mulut ikan.

2. Aberdeen
- masih mempunyai ciri ciri yg same macam hook di atas.
- material sedikit lembut dan boleh di bend.
- walaupun pun lembut masih mampu memegang mulut ikan sampai die patah ataupun lurus sendiri...
- perlukan sentapan awal tuk pastikan mata penetrate mulut ikan.

3. octopus
- material yang agak keras spt no1.
- shank yang agak pendek dan lengkungan mata yang agak besar.

4. octopus circle atau circle hook
- kesinambungan circle hook.
- berbeza pada hujung mata dimana ianya akan dibengkokkan kedlm.
- ini adalah kelebihan istimewa hook ni. dengan penggunaan mata jenis ni kite tak perlu buat sentapan balas... hanya perlu biarkan ikan bawak lari umpan... dan kita tahan.. lagi kuat dier lari lagi kukuh circle hook ni dlm mulut dier.
- akan terlucut sekiranya kita buat sentapan awal.ini kerana rekabentuk die yang agak melengkung.
- sesuai utk CnR. ikan akan lebih tahan sebab hook ni penetrate bahagian mulut sahaja. tp kalau dier telah sumer pun takleh kate ape.. :D:

5. kahle
- lengkungan lagi besar dari circle hook.
- potensi ikan terlepas amat kurang sebab hook ni di design utk cucuk bahagian dlm mulut ikan.
- tak sesuwai utk CnR.
- juga sesuwai utk sentapan lewat. macma circle hook.

6. jig hook
- ha yg ni otai otai SP tau ler nih...
- khas diguna utk mainkan SP dan kekadang live bait.
- tempat ikat tali tu biasenyer macam huruh J besar.

7. treble
- simple aje. mat sembat suke pakai nih..
- mata tige.

8. weelless
- macam mate no 1.
- ade dawai pelindung mate dari tersangkut kat reba.
- sesuwai utk casting live bait di kawasan berbangkar/halangan.
- mat mat casting ruan dulu suke pakai mate nih..

JENIS-JENIS dan ANATOMI MATA KAIL

Image

Image



Image

 Image

 Image
 Image
 Image
Image

Image
 Image
 Image
 Image
 Image

 Image
 KETERANGAN FOTO :

A. MUSTAD - Laser Tech no.4
b. EAGLE WAVE - no. 7
c. MUSTAD - MARUSFIGO no.9
d. EXORI - no.4
e. FIGO - no.5
f. THE ANGLAR - no.4

Semua matakail diatas mempunyai profil flatted head. Anatominya menyerupai bentuk
Sproat, Kirby dan ada juga sedikit Aberdeen. Teras / Shank matakail a,b, & c mempunyai bentuk
'forged cross section, manakala d,e & f pula mempunyai shank yang berbentuk 'regular cross
section'.

Matakail a,b & c adalah matakail lazim yang digunakan dari dulu manakala matakail c,d & e adalah
matakail jenis jarum yang telahpun beberapa tahun berada di pasaran. Matakail c,d & f ini juga
dikenali sebagai 'mata jarum' atau 'mata sabit'.

Manakala sifat 'bend aside' terdapat pada matakail a, d & f.


Swivel, Snap Dan Snap-Swivel.



Untuk pengetahuan, ini adalah bentuk SWIVEL :

Image

Ini adalah SNAPS ( duo lock snaps ) :

Image

Ini adalah SNAP-SWIVEL (jenis coastlock) :

Image

Dan ini berbagai bentuk swivel, snap dan snap-swivel :

Zoom in (real dimensions: 450 x 653)Image


Perhatikan baik-baik perbezaan terminologi dan bentuk alatan ini.
Sebenarnya terdapat berbagai lagi jenis Snap dan Swivel ini. 


Downrigger



Pernahkah anda dengar situasi macam ni, "aduiii...camner nak mancing nih...air laju sgt!!!batu sekilo pun hanyut gak..."...Jadi rasanya ramai diantara pemancing yang pernah mengalami situasi macam ni tak terkecuali saya. Downrigger ini amat membantu pemancing dan juga menjaga kekuatan joran, mainline dan juga perambut..

Apakah itu ‘downrigger’?
Downrigger adalah sejenis peralatan/aksesori memancing yang terdiri daripada sebatang besi/’arm’, dan ‘rod holder’ yang disambungkn kepada gelung yang diisi dengan ‘steel wire’, dan diturunkan ke dalam air. Pada akhiran ‘steel wire’ tersebut digantung pemberat yang membolehkan ianya diturunkan ke dalam air, tepat ke bawah bot. Pada ‘wire’ akan dilekatkan klip yang membolehkan mainline/perambut disambungkn dengan klip tersebut.


Image

Apakah itu ‘downrigging’?
Apabila memancing di satu2 lubuk, penggunaan ‘downrigger’ akan membantu pemancing untuk menurunkan umpan tepat ke dasar lubuk tanpa gangguan kelajuan arus. Apabila ikan menyambar umpan, perambut akan terpisah dari klip yang disambungkan pada ‘steel wire’ downrigger tadi untuk membolehkan pemancing melawan/menaikkn ikan tanpa beban pemberat yang diturunkan bersama dengan downrigger tadi. Ini juga akan memelihara blank joran dari cedera kerana pemancing hanya menarik beban ikan dan juga ‘force’ dari kekuatan ikan tanpa beban pemberat. (kiranya tarik ikan jelah…tak tarik batu skali…)

Image\

Kenapa Menggunakan Downrigger?
Setiap joran mempunyai kekuatan atau poundage yang membolehkan pemancing mengetahui kemampuan joran tersebut. Jika pengguna meletakkan beban yang lebih dari kekuatan joran, kebarangkalian untuk joran cedera atau patah adalah tinggi. Sebagai contoh, diri saya sendiri, menggunakan joran berkekuatan 30-50lbs, yang mana saya gunakan untuk pancingan dasar. Pemberat yang mampu ditanggung oleh joran ini, seperti yang saya tengok, adalah batu bersaiz 620 (tu pun nak menangis tengok joran bengkok). Jika saya meletakkn pemberat bersaiz 720, joran akan membengkok dengan agak teruk. Belum dikira lagi jika ikan menyambar (mungkin patah kot…) Jadi, penggunaan downrigger adalah yang terbaik untuk mengatasi masalah ini. Mainline diturunkan tanpa beban bersama dengan downrigger, dimana saya masih boleh menggunakan pemberat yang lebih berat untuk melawan arus dasar supaya umpan sampai tepat ke lubuk. Ini akan menjaga joran saya dari cedera/patah, menjaga mainline dan perambut supaya tidak ‘over force’, akibat pemberat yang diturunkan berlebihan dan juga saya masih lagi boleh memancing walaupun air berarus kuat. Kata orang kalau arus kuat, ikan lagi besar yang duduk kat bawah tu.

Image

Image




Apollo DIY

Berkongsi cara2 membuat apollo sendiri.

Peralatan yg diperlukan...
1] benang hijau/rafia hijau/merah/putih.
2] gunting.
3] plier.
4] perambut ibu 20-25lb.
5] perambut anak 10-15lb.
6] snap swivel
7] swivel
8] matakail no 15-16 kotak/no 4-5 besa.

a] benang/rafia.
Image

b] pintal hujung benang/rafia.
Image

c] letak benang/rafia pada matakail...
Image

d] sambungkan perambut anak pada mata dan benang/rafia sekali.
Image

e] buat loop pada perambut anak mcm nak ikat mata besa tu.
Image

f] kemaskan mcm ikatan besa.
Image

g] mata apollo yg dah siap.
ulang untuk 5 bentuk mata lagi.
Image

h] semua mata apollo yg dah siap.
Image

i] pasang swivel pada satu hujung perambut ibu.
Image

j] sambung perambut anak pada perambut ibu.
mata arah swivel jarakan agar tak bertemu.
Image

k] buat loop pada perambut ibu dan anak.
Image

l] masukan perambut ibu dan anak 3 x dlm loop.
Image

m] simpulan yg dah kemas.
Image

n] pasangkan snap swivel pada hujung satu lagi perambut ibu.
Image

o] 6 bentuk apollo telah siap untuk diguna pakai.
Image

p] simpan pada kertas tebal atau kotak agar tak berbelit.
Image

q] cara sambung pada rod swivel sebelah atas snap swivel belah bawah..
Image
Harap kawan kawan dapat belajar cara ikatan apollo sendiri ni.
dgn cara ini kite dapat jimat sikit belanja dan mendapat kepuasan dari hasil kerjatangan kite sendiri.
sekarang satu paket apollo dah rm1.20-rm2..50.
hanya 6 bentuk mata disyor kan untuk pengunaan dgn rod.
khas untuk mencari umpan kat unjam dan melayan ikan2 karang dengan berumpan.
selamat mencuba.